PGP – 1 – Banyumas – Nopidha Ardyansah - 2.2.a.9. Koneksi Antar
Materi –
Pembelajaran Sosial dan Emosional
I |
nstruksi
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 719/P/2020
tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus mengajak semua pendidik untuk merelaksasi kurikulum yang
diajarkan pada masa pendemi. Tujuannya agar guru lebih merdeka belajar,
sehingga pembelajaran lebih bermakna, bervariasi, menyenangkan, dan berpihak
pada siswa.
Konsep
merdeka belajar memfasilitasi guru dan siswa agar memiliki kebebebasan untuk
berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Kebebasan
tersebut menguatkan keterampilan masing-masing siswa sehingga kemampuan
individu yang berbeda (different)
dapat terfasilitasi. Keterampilan individu ini dapat difasilitasi salah satunya
dengan menggunakan model yang berbasis pada
pembelajaran berdiferensiasi dan dengan teknik pembelajaran kompetensi sosial
emosional.
Menurut
Tomlinson (2000) Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar
individu setiap siswa. Dengan pendekatan ini siswa diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan siswa yang bervariasi. Selain itu bisa mendorong mereka
untuk membuat tugas produk buatan sendiri sebagai pengalaman belajar.
Pembelajaran
berdiferensiasi dibagi menjadi 3 bagian yang meliputi diferensiasi konten,
diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. 1) Diferensiasi konten
adalah apa yang diajarkan kepada
siswa mulai dari kesiapan, minat,
dan profil belajar siswa. 2) Diferensiasi proses adalah memetakan
kebutuhan belajar siswa. 3) Diferensiasi produk adalah memikirkan
tagihan apa yang akan kita berikan pada siswa (produk/unjuk kerja) yang harus
mencerminkan pemahaman siswa sesuai kebutuhan belajar siswa.
Sedangkan
pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara
kolaboratif seluruh komunitas di sekolah yang bertujuan;
1) untuk
memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
2) menetapkan
dan mencapai tujuan positif
3) merasakan
dan menunjukkan empati kepada orang lain
4) membangun
dan mempertahankan hubungan positif
5) membuat
keputusan yang bertanggungjawab
Pembelajaran
social emosional diberikan dalam tiga ruang lingkup yaitu
1) rutin
2) terintegrasi
dalam mata pelajaran
3) protocol
Implementasi
pembelajaran ini dapat dikombinasikan dengan unsur-unsur belajar aktif yaitu MIKiR
(mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi) yang memudahkan proses belajar
aktif siswa. Mulai dari mengalami (doing-observing),
berdialog (interaction dan communication) dan siswa dapat merefleksikan
atas apa yang dialami dan didapatkan. Keuntungan lainnya yaitu guru lebih
dimudahkan menyusun skenario pembelajaran diferensiasi dan penerapan kompetensi
social dengan teknik menyematkan pendidikan karakter dalam rencana
pembelajaran, teknik komunikasi aktif ( role play ) dan teknik membuat puisi
akrostik.
Salah
satu contoh pembelajaran berdiferensiasi dengan teknik kompetensi social emosional
dan dengan memadukan MIKiR ini misalnya dapat dilakukan dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, materi periodisasi masa pra aksara di Indonesia.. Tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai adalah
1)
Melalui tayangan teks dan gambar, murid dapat menjelaskan periodisasi
zaman pra aksara dengan percaya diri. dan selalu bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2)
Setelah mengikuti
pembelajaran, murid dapat membuat
analisis periodisasi masa pra aksara sesuai minat dengan tekun, tanggung jawab dan
memiliki sikap mandiri serta kerja sama.
Selain itu, setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menciptakan kegiatan produksi sesuai minatnya.
Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan, pertama. dengan memanfaatan Microsoft Teams, guru
berkomunikasi untuk menggali minat dari siswa. Dalam diskusi ini, siswa diminta
memberikan jawaban sesuai dengan minat dan kompetensi yang paling kuat dari dirinya.
Langkah
kedua, guru melakukan diferensiasi produk hasil belajar siswa. Bentuknya berupa
pemetaan kebutuhan berdasarkan minat siswa. Hasilnya sejumlah 16 siswa suka bercerita
dan 18 siswa suka berpuisi. Selanjutnya guru memberikan panduan bahwa di saat
penugasan siswa bercerita membuat cerita
terkait materi pelajaran secara berpasangan dan bergantian dan divideokan untuk
diupload melalui youtube. Yang suka
puisi membuat puisi akrostik tentang periodisasi masa pra aksara di Indonesia.
Langkah
ketiga, bagian dari mengalami, guru meminta siswa mengamati gambar dan video masa pra aksara, yaitu gambar manusia purba dan
video periodisasi masa pra aksara. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat
pertanyaan bebas yang produktif terkait dengan materi periodisasi masa pra aksara.
Mengklasifikasi pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran.
Langkah keempat guru meminta siswa sesuai minatnya, bagi
siswa yang suka bercerita secara berpasangan dan bergantian menceritakan periodisasi masa pra kasara dan divideokan dan
di upload melalui youtube dan bagi siswa yang suka berpuisi membuat puisi
akrostik mengenai materi periodisasi masa pra kasara..
Langkah kelima siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya d dengan mengaktifkan video call saat meeting class
teams. Kemudian hasil produk siswa dikirim melalui penugasan di Microsoft Teams.
Langkah keenam, guru melakukan
diferensiasi proses, untuk siswa yang belum
bisa memahami periodisasi masa pra aksara, guru memberikan tugas melakukan
pengamatan diberbagai media mengenai periodisasi masa pra akasara. Guru
membagikan daftar kegiatan yang dilakukan setelah pengamatan kepada orangtua di
rumah dengan tujuan untuk melakukan pendampingan dalam pembelajaran di rumah.
Langkah ketujuh melakukan evaluasi dan refleksi. Pada
tahap ini guru meminta siswa merefleksi tentang pemahaman materi, pengalaman
belajar yang didapat, penguasaan kompetensi keterampilan dan manfaat yang
diperolehnya.
Dengan pembelajaran ini potensi dan kreativitas siswa dapat
tergali dan berkembang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Tindak lanjut
dengan pembelajaran ini, guru memberikan angket link formulir mengenai proses
pembelajaran berdiferensiasi dengan penerapan teknik kompetensi social emosional
ini kepada siswa untuk diisi sebagai evaluasi pembelajaran selanjutnya. Harapannya
siswa merasa senang, karena menurut mereka dapat mengekspresikan
keterampilannya.
“
Terima Kasih “