الأحد، 7 مارس 2021

Tingkatkan Keterampilan Individu Siswa dengan Pembelajaran Berdiferensiasi Dan Penerapan Kompetensi Social Emosional

 

PGP – 1 – Banyumas – Nopidha Ardyansah - 2.2.a.9. Koneksi Antar Materi –

Pembelajaran Sosial dan Emosional

 


I

nstruksi Menteri Pendidikan Nasional Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus mengajak semua pendidik untuk merelaksasi kurikulum yang diajarkan pada masa pendemi. Tujuannya agar guru lebih merdeka belajar, sehingga pembelajaran lebih bermakna, bervariasi, menyenangkan, dan berpihak pada siswa.

 

Konsep merdeka belajar memfasilitasi guru dan siswa agar memiliki kebebebasan untuk berinovasi, kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Kebebasan tersebut menguatkan keterampilan masing-masing siswa sehingga kemampuan individu yang berbeda (different) dapat terfasilitasi. Keterampilan individu ini dapat difasilitasi salah satunya dengan menggunakan model yang berbasis pada  pembelajaran berdiferensiasi dan dengan teknik pembelajaran kompetensi sosial emosional.

 

Menurut Tomlinson (2000) Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa. Dengan pendekatan ini siswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa yang bervariasi. Selain itu bisa mendorong mereka untuk membuat tugas produk buatan sendiri sebagai pengalaman belajar.

Pembelajaran berdiferensiasi dibagi menjadi 3 bagian yang meliputi diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. 1) Diferensiasi konten adalah apa yang diajarkan kepada siswa mulai dari kesiapan, minat, dan profil belajar siswa. 2) Diferensiasi proses adalah memetakan kebutuhan belajar siswa. 3) Diferensiasi produk adalah memikirkan tagihan apa yang akan kita berikan pada siswa (produk/unjuk kerja) yang harus mencerminkan pemahaman siswa sesuai kebutuhan belajar siswa.

Sedangkan pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh komunitas di sekolah yang bertujuan;

1)      untuk memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi

2)      menetapkan dan mencapai tujuan positif

3)      merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain

4)      membangun dan mempertahankan hubungan positif

5)      membuat keputusan yang bertanggungjawab

Pembelajaran social emosional diberikan dalam tiga ruang lingkup yaitu

1)      rutin

2)      terintegrasi dalam mata pelajaran

3)      protocol

 

Implementasi pembelajaran ini dapat dikombinasikan dengan unsur-unsur belajar aktif yaitu MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi) yang memudahkan proses belajar aktif siswa. Mulai dari mengalami (doing-observing), berdialog (interaction dan communication) dan siswa dapat merefleksikan atas apa yang dialami dan didapatkan. Keuntungan lainnya yaitu guru lebih dimudahkan menyusun skenario pembelajaran diferensiasi dan penerapan kompetensi social dengan teknik menyematkan pendidikan karakter dalam rencana pembelajaran, teknik komunikasi aktif ( role play ) dan teknik membuat puisi akrostik.

 

Salah satu contoh pembelajaran berdiferensiasi dengan teknik kompetensi social emosional dan dengan memadukan MIKiR ini misalnya dapat dilakukan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, materi periodisasi masa pra aksara di Indonesia.. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah

1)      Melalui tayangan teks dan gambar, murid dapat menjelaskan periodisasi zaman pra aksara dengan percaya diri. dan selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2)      Setelah mengikuti pembelajaran, murid dapat membuat analisis periodisasi masa pra aksara sesuai minat dengan tekun, tanggung jawab dan memiliki sikap mandiri serta kerja sama.

Selain itu, setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menciptakan kegiatan produksi sesuai minatnya.

 

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan, pertama. dengan memanfaatan Microsoft Teams, guru berkomunikasi untuk menggali minat dari siswa. Dalam diskusi ini, siswa diminta memberikan jawaban sesuai dengan minat dan kompetensi yang paling kuat dari dirinya.

 

Langkah kedua, guru melakukan diferensiasi produk hasil belajar siswa. Bentuknya berupa pemetaan kebutuhan berdasarkan minat siswa. Hasilnya sejumlah 16 siswa suka bercerita dan 18 siswa suka berpuisi. Selanjutnya guru memberikan panduan bahwa di saat penugasan  siswa bercerita membuat cerita terkait materi pelajaran secara berpasangan dan bergantian dan divideokan untuk diupload melalui youtube.  Yang suka puisi membuat puisi akrostik tentang periodisasi masa pra aksara di Indonesia.

 

Langkah ketiga, bagian dari mengalami, guru meminta siswa mengamati gambar dan video masa pra aksara, yaitu gambar manusia purba dan video periodisasi masa pra aksara. Setelah itu, siswa diminta untuk membuat pertanyaan bebas yang produktif terkait dengan materi periodisasi masa pra aksara. Mengklasifikasi pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran.

 

Langkah keempat guru meminta siswa sesuai minatnya, bagi siswa yang suka bercerita secara berpasangan dan bergantian menceritakan  periodisasi masa pra kasara dan divideokan dan di upload melalui youtube dan bagi siswa yang suka berpuisi membuat puisi akrostik mengenai materi periodisasi masa pra kasara..

 

Langkah kelima siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya d dengan mengaktifkan video call saat meeting class teams. Kemudian hasil produk siswa dikirim melalui penugasan di Microsoft Teams.

 

Langkah keenam, guru melakukan diferensiasi proses, untuk siswa yang belum bisa memahami periodisasi masa pra aksara, guru memberikan tugas melakukan pengamatan diberbagai media mengenai periodisasi masa pra akasara. Guru membagikan daftar kegiatan yang dilakukan setelah pengamatan kepada orangtua di rumah dengan tujuan untuk melakukan pendampingan dalam pembelajaran di rumah.

 

Langkah ketujuh melakukan evaluasi dan refleksi. Pada tahap ini guru meminta siswa merefleksi tentang pemahaman materi, pengalaman belajar yang didapat, penguasaan kompetensi keterampilan dan manfaat yang diperolehnya.

 

Dengan pembelajaran ini potensi dan kreativitas siswa dapat tergali dan berkembang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Tindak lanjut dengan pembelajaran ini, guru memberikan angket link formulir mengenai proses pembelajaran berdiferensiasi dengan penerapan teknik kompetensi social emosional ini kepada siswa untuk diisi sebagai evaluasi pembelajaran selanjutnya. Harapannya siswa merasa senang, karena menurut mereka dapat mengekspresikan keterampilannya.

 

“ Terima Kasih “