A. Sintesis Berbagai Materi
B. RANCANGAN TINDAKAN
Bahwa
asas-asas pendidikan yang kerap kita kenal sebagai patrap triloka. Patrap
triloka terdiri atas tiga semboyan yang sampai saat ini menjadi panutan di
dunia pendidikan Indonesia: Ing ngarso sung tuladha, Ing
madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Umumnya semboyan tersebut diterjemahkan menjadi
“di depan memberi teladan”, “di tengah membangun motivasi”, dan “di belakang
memberikan dukungan”. Setelah lebih dari sembilan dasawarsa, semboyan tersebut
masih kontekstual di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi digital
yang sangat deras. Namun ada baiknya kita mengelaborasi kembali makna patrap
triloka tersebut di masa kini. Perubahan konteks lingkungan sangat memungkinkan
memunculkan pemaknaan baru terhadap suatu warisan pemikiran pendahulu kita.
Artinya sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan tidak
terlepas dari asas asas pendidikan atau Patrap Triloka yang dicetuskan oleh Ki
Hajar Dewantara.
Nilai nilai yang tertanam dari dalam diri kita sangat berpengaruh kepada prinsip prinsip yang kita ambil dalam pengamblan suatu keputusan misalnya prinsip berpikir berbasis rasa peduli. Kita sebagai pendidik tentunya harus berpikir berbasis peduli dalam menghadapi studi kasus tertentu, kepedulian kita dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sangat diperlukan guna pengambian keputusan.
Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil adalah sangat diperlukan sekali bagi kita dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sesuai dengan prinsip, paradigma dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, sehingga tidak merugikan pihak pihak tertentu. Dan pengambilan keputusan tersebut sangat efektif tapi kadangkala kita masih merasa khawatir, cemas dan merasa bersalah apabila keputusn yang kita ambil merugikan salah satu pihak.
Pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika kepada nilai nilai yang dianut seorang pendidik saya rasa sudah sangat efektif jika pendididk dalam menyelesaikan studi kasus tersebut menerapkan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengujian dan pengamblan keputusan. Apakah kasus tersebut termasuk dilemma etika atau bujukan moral, hal itu dapat dilihat dari Uji Legalitasnya apakah ada pelanggaran dalam kasus tesebut atau tidak.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman yaitu dengan mengajak rekan sejawat sebagai
pendamping dalam proses pengambilan keputusan kita dan tentunya tetap selalu
menerapkan paradigm, prinsip dan 9 langkah pengujin dan pengambilan keputusan.
Dengan melibatkan orang lain dalam komunitas kita maka keputuan yang kita ambil
akan lebih menciptakan budaya positif terhadap lingkungan kita.
Kesulitan-kesulitan di lingkungan saya yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini adalah karena pada umumnya dilingkungan kita masih menerapkan paradigma kebenaran lawan kesetiaan serta rasa keadilan lawan rasa kasihan.
Ada Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita yaitu ketika kita menerapkan paradigma rasa keadilam lawan rasa kasihan
Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya dilihat cara pemimpin pembelajaran tersebut bersikap, apakah cara mengambil keputusan tersebut sudah sesuai prinsip, paradigma dan 9 langkah pengujian dan pengambian keputusan. Apakah pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan tersebut menggunakan asas pendidikan Pratap Triloka “ Ing Ngarso Sung Tulodho, IngMadya mangun Karsa dan Tut Wuri Hadayani”. Jika sudah menggunakan asas, prinsip, paradigma dan 9 langkah pengujian tersebut, murid setidaknya akan mencontoh, termotivasi dan terimajinasi kepada pemimpin pembelajaran dalam proses pengambilan keputusan, selain itu pemimpin pembelajaran harus bersikap sabar, disiplin, jujur dan bertanggung jawab.
Kesimpulan
akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini
dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa dalam menghadapi
permasalahan kaitan
pembelajaran di sekolah baik masalah murid dan maupun masalah rekan sejawat
kita dapat melaksanakan Coaching dengan Model TIRTA. Selain
itu jika menyelesaikan studi kasus tertentu kita harus menerapkan prinsip, paradigma dan 9 langkah pengujian
dan pengambilan keputusan serta menerapkan asas pendidikan Pratap Triloka yang dicetuskan oleh Bapak Ki Hajar Dewantara. Sehingga murid kita
akan terlindungi terjaga dan merdeka belajar sesuai pemikiran filosofis Ki
Hajar Dewantara.
“Terima Kasih “